Selasa, 12 November 2013

''Mengapa Roh Kudus dilambangkan Dengan Burung Merpati''



Kasih , begitulah tuntunan Tuhan hari-hari ini kepada gereja-Nya. Tuhan mau gereja-Nya “berbeda” dengan dunia yang penuh kepahitan hari-hari ini.

Ada yang menarik tentang kasih bahwa kasih selalu dilambangkan dengan seekor burung merpati, Sang sumber Damai yaitu Tuhan kita Yesus selalu melambangkan Roh Kudus dengan seekor burung merpati.

Mat 3:16 berkata “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya.”

Dibawah ini beberapa alasan dimana Allah memiliki maksud tertentu dengan melambangkan Roh Kudus dengan seekor burung merpati, karena burung merpati:



1. Tidak memiliki empedu.

Ada yang menarik dari anatomi tubuh burung merpati dibanding unggas-unggas yang lain bahkan hewan-hewan yang ada di dunia ini yaitu bahwa dalam tubuh burung merpati tidak diketemukannya organ tubuh yang namanya kantung empedu yang otomatis burung merpati tidak memiliki empedu, di dalam mahluk hidup (hewan dan manusia) kantung empedu berfungsi sebagai kantung yang menampung segala jenis racun yang diterima oleh tubuh (dalam hal ini lambung) dari makanan, lalu racun- racun tersebut di simpan dipisahkan agar tidak meracuni usus yang dapat mengakibatkan kematian, dan empedu ini akan tersimpan dengan baik dalam kantungnya seumur hidup, namun jika kantung tersebut pecah hanya dalam beberapa menit saja mahluk hidup tersebut akan mati.
Berbeda pada burung merpati, segala racun yang diterima oleh lambung langsung disalurkan kepada usus kecil lalu ke pembuangan, sehingga pada burung merpati tidak menyimpan empedu/ racun selama hidupnya. Arti, saat Saudara dan saya menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat pada saat itu Roh Kudus datang kepada kita dan tinggal di dalam diri kita menjadi rumah/bait- Nya, jika Roh Kudus yang dilambangkan dengan merpati yang tidak memiliki empedu tinggal di dalam kita, itu berarti Tuhan menginginkan tubuh kita juga tidak lagi menyimpan segala kepahitan, ”Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,--dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (I Kor 6:19).
Saudara dan saya tidak bisa mengaku dipenuhi Roh Kudus namun kita menyimpan dalam hati kita segala dengki, iri hati, perselisihan, akar pahit, dendam, tidak mau mengampuni dan segala yang pahit tentang orang lain apalagi terhadap Tuhan? Firman Tuhan berkata “Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?” (Yakobus 3:11) atau adakah hati yang dipenuhi oleh Roh Kudus namun dipenuhi juga dengan kepahitan? “Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap ?” (II Kor 6:14) dan jikalau dipaksakan, seperti halnya air tawar tercampur ait pahit tetap saja air pahit yang akan terasa.
Ulangan 29:18 berkata “... janganlah di antaramu ada akar yang menghasilkan racun atau ipuh (Wormwood/ Apsintus/Empedu, Ing.).”


2. Suka memakan benda keras.

Burung merpati memiliki kebiasaan memakan benda-benda keras seperti batu bata, pasir, pecahan kaca atau sejenisnya selain dari memakan biji-bijian dan jagung, menurut penelitian mereka memakan makanan keras tersebut adalah untuk membantu lambung pencernaan (empedal) menghancurkan makanan yang keras.
Artinya, orang yang dipenuhi Roh Kudus akan memilih makanan-makanan yang keras bukan hanya menyukai makanan empuk dan susu, di dalam Ibrani 5:14 dikatakan “Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.”
Jika Saudara dan saya mengaku telah dipenuhi oleh Roh kudus berarti kita akan menyukai makanan-makanan yang keras yaitu Firman Tuhan yang keras-keras, jangan seperti anak kecil rohani yang menyukai susu, yaitu Firman Tuhan yang hanya berbicara mengenai berkat, kasih, penghiburan dan pujian, namun begitu Firman Tuhan yang keras berbicara mengenai segala kejelekan kita, mengutak-atik dosa, persembahan, perpuluhan, ajakan dalam pelayanan, kutuk, neraka, akhir zaman dll, langsung kita menolak Firman tersebut, sehingga benar apa yang dikatakan firman Tuhan di dalam Ibrani 5:12 “Sebab sekalipun kamu,
ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.”


3. Setia

Burung apa yang dapat dipelihara tanpa harus dikurung di dalam sangkar atau diikat? Jawabannya pastilah merpati. Kita akan melihat pengalaman Nuh mengenai hal ini di dalam Kej 8:11 “menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi.”
Nuh melepaskan burung gagak dan merpati akan tetapi merpati kembali lagi sedangkan gagak tidak, apapun yang terjadi burung merpati tetap setia pada tuannya, ia akan tetap kembali ke kandangnya walaupun telah terbang jauh.
Artinya, salah satu sifat Allah kita adalah setia, begitupun Roh Kudus yang ada di dalam diri kita adalah setia (I Tes 5:24, II Tes 3:3, II Tim 2:13), lalu bagaimana kesetiaan kita terhadap Allah dan Firman-Nya? Bagaimana kesetiaan kita memegang janji-janji-Nya? Setia melakukan firman-Nya dll. Why 17:14 berkata “... Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.” dan juga Why 2:10 “...Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”
Raja Daud membalas kesetiaan Tuhan dengan takut akan Dia, Mzm 5:8 “Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah kearah bait- Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.”



4. Tulus.

Mat 10:16 “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.”
Artinya, di dalam kamus Strong ‘tulus’ berasal dari kata akeraios (Yun.) yang diterjemahkan sebagai harmless & simple dengan arti
a. Murni (seperti anggur atau logam yang murni
b. Didalam pikirannya tidak bercampur dengan kejahatan dan bebas dari tipu, kepalsuan dan bohong.
c. Tidak berdosa/kudu
d. Sederhana/apa adanya.



5. Melambangkan Kasih/cinta.

Raja Salomo pada waktu mengungkapkan cinta untuk kekasih hatinya didalam Kid 1:15 “-- Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau, bagaikan merpati matamu.” Artinya, bukankah hari-hari ini pesan Tuhan adalah untuk kita intim dengan Tuhan, merindukan Tuhan, berkasih-kasihan dan memiliki hubungan yang intim seperti mempelai wanita yang sedang menantikan mempelai pria-nya.



6. Bersuara lembut.

Kid 2:14 “Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!” Burung merpati bersuara tenang, merdu dan redup (Yes 38:14, Yes 59:11) ia bukan jenis binatang bersuara keras dan bersuara cerewet seperti halnya burung beo.
Artinya, setiap hari umat Tuhan harus menjaga setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dari perkataan/mulut dapat keluar berkat atau kutuk, pujian atau cercaan, perkataan bermanfaat atau kata-kata yang sia-sia dan gosip dll.
“... setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah..” (Yak 1:19) sebab setiap perkataan kita adalah berkuasa, jadi biarlah setiap suara dan perkataan Saudara dan saya adalah untuk memuji-muji Tuhan (Maz 71:8), untuk menghibur yang lemah (I Tes 5:14), memberitakan kabar baik (Luk 4:18), mengembalakan domba-domba-Nya (Ams 10:21), membawa damai (Mat 5:9), nasihat (Fil 2:1) dll.


7. Layak dipersembahkan.

Imamat 1:14 “Jikalau persembahannya kepada TUHAN merupakan korban bakaran dari burung, haruslah ia mempersembahkan korbannya itu dari burung tekukur atau dari anak burung merpati.” Hanya burung merpati (dove) dan tekukur (turtle-doves) dari segala jenis unggas yang ada layak dipersembahkan kepada Allah sebagai korban persembahan.
Akhirnya Jika kita memiliki semua sifat yang dimiliki oleh Roh Kudus yang dilambangkan seperti merpati (tidak menyimpan kepahitan, tulus, murni, setia dll.) maka Roh Kudus akan menguasai kehidupan kita sehingga saat kita mempersembahkan tubuh kita (Roma 12:1) itu akan menjadi persembahan yang berkenan kepada Allah.
Biarlah hari-hari ini kita berbeda dengan dunia yang penuh dengan kepahitan dengan hati penuh kasih yang mendamaikan dunia ini. Amin.



Source: blogbuletindoa.blogspot.com/2012/12/mengapa-roh-kudus-dilambangkan-dengan.html?m=1

1 komentar: