Kamis, 01 Januari 2015

"Airmata Mutiara"





Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu."

Si ibu terdia, sejenak, "Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

******

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa". Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa".

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang, atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'.

Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu.. "Airmataku diperhitungkan Tuhan.. dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara."

* * * * * * * * * * * * * * * *

"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?" (Mazmur 56:9).

Sabtu, 23 November 2013

''KAMERA TERSEMBUNYI''





Kamera Tersembunyi atau yang lebih terkenal dengan CCTV tentulah sering kita temui, terutama di daerah-daerah yang cukup ramai dan rawan tindak kejahatan.
Bahkan sekarang banyak gereja yang memasang kamera tersembunyi. Tujuannya apa? Tujuannya adalah untuk mengurangi tindak kejahatan. Melalui kamera tersembunyi setiap aktivitas orang yang berada di wilayah tersebut akan terekam. Meskipun orang tersebut dapat melarikan diri, tetapi setiap gerak geriknya tertangkap oleh kamera itu, sehingga akan mempermudah dalam pelacakan.

Tidak hanya di tempat umum CCTV di pasang, di manapun dan kapanpun CCTV itu sebenarnya ada. Sadar atau tidak, sebenarnya kita juga sedang diawasi. Siapa yang mengawasi kita? Tuhan! Dia tau setiap gerak- gerik kita. Bahkan tidak hanya gerak-gerik kita, isi hati kita yang terdalam pun Tuhan juga tahu. Penulis Amsal mengatakan,

''Mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.'' (Amsal 15 : 3)

Tuhan juga memiliki kamera tersembunyi. Setiap hari Dia mengawasi hidup kita. Namun tujuannya bukan untuk mengurangi kita berbuat dosa, mata Tuhan bukan sekedar CCTV yang hanya berfungsi sebagai barang bukti saat kita berbuat dosa, bukan untuk menjebak dan menghakimi kita. Mata Tuhan juga melihat ketika kita berbuat baik, Dia akan menyediakan sesuatu jika kita melakukan seperti yang Dia kehendaki.

Istilah “di segala tempat” memiliki makna yang jelas, tidak ada 1 tempat pun yang luput dari pengawasan Tuhan. Walaupun kita bersembunyi dalam goa terdalam dan tergelap sekalipun, Tuhan tahu. Masih ingat kisah Yunus yang lari dari tugasnya Tuhan? Alkitab menuliskan dengan jelas bahwa Yunus lari melarikan diri dari hadapan Tuhan. Yunus berfikir, Tuhan tidak akan mengetahui keberadaannya. Tetapi Yunus salah, Tuhan tahu, dan Dia harus membayar untuk ketidaktaatannya.

Hal ini mengingatkan agar kita tidak sembarangan dalam menjalani hidup, karena mata Tuhan mengawasi kita di segala penjuru. Setiap gerak-gerik kita terekan jelas oleh Tuhan. Jangan berusaha menyembunyikan dosa-dosamu. Mungkin manusia tidak tahu, tapi Allah melihat semua.
Tuhan memberkati

***

Sumber:
www.renunganhariankristen.net/kamera-tersembunyi/

Selasa, 12 November 2013

''Mengapa Roh Kudus dilambangkan Dengan Burung Merpati''



Kasih , begitulah tuntunan Tuhan hari-hari ini kepada gereja-Nya. Tuhan mau gereja-Nya “berbeda” dengan dunia yang penuh kepahitan hari-hari ini.

Ada yang menarik tentang kasih bahwa kasih selalu dilambangkan dengan seekor burung merpati, Sang sumber Damai yaitu Tuhan kita Yesus selalu melambangkan Roh Kudus dengan seekor burung merpati.

Mat 3:16 berkata “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya.”

Dibawah ini beberapa alasan dimana Allah memiliki maksud tertentu dengan melambangkan Roh Kudus dengan seekor burung merpati, karena burung merpati:



1. Tidak memiliki empedu.

Ada yang menarik dari anatomi tubuh burung merpati dibanding unggas-unggas yang lain bahkan hewan-hewan yang ada di dunia ini yaitu bahwa dalam tubuh burung merpati tidak diketemukannya organ tubuh yang namanya kantung empedu yang otomatis burung merpati tidak memiliki empedu, di dalam mahluk hidup (hewan dan manusia) kantung empedu berfungsi sebagai kantung yang menampung segala jenis racun yang diterima oleh tubuh (dalam hal ini lambung) dari makanan, lalu racun- racun tersebut di simpan dipisahkan agar tidak meracuni usus yang dapat mengakibatkan kematian, dan empedu ini akan tersimpan dengan baik dalam kantungnya seumur hidup, namun jika kantung tersebut pecah hanya dalam beberapa menit saja mahluk hidup tersebut akan mati.
Berbeda pada burung merpati, segala racun yang diterima oleh lambung langsung disalurkan kepada usus kecil lalu ke pembuangan, sehingga pada burung merpati tidak menyimpan empedu/ racun selama hidupnya. Arti, saat Saudara dan saya menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat pada saat itu Roh Kudus datang kepada kita dan tinggal di dalam diri kita menjadi rumah/bait- Nya, jika Roh Kudus yang dilambangkan dengan merpati yang tidak memiliki empedu tinggal di dalam kita, itu berarti Tuhan menginginkan tubuh kita juga tidak lagi menyimpan segala kepahitan, ”Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,--dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (I Kor 6:19).
Saudara dan saya tidak bisa mengaku dipenuhi Roh Kudus namun kita menyimpan dalam hati kita segala dengki, iri hati, perselisihan, akar pahit, dendam, tidak mau mengampuni dan segala yang pahit tentang orang lain apalagi terhadap Tuhan? Firman Tuhan berkata “Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?” (Yakobus 3:11) atau adakah hati yang dipenuhi oleh Roh Kudus namun dipenuhi juga dengan kepahitan? “Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap ?” (II Kor 6:14) dan jikalau dipaksakan, seperti halnya air tawar tercampur ait pahit tetap saja air pahit yang akan terasa.
Ulangan 29:18 berkata “... janganlah di antaramu ada akar yang menghasilkan racun atau ipuh (Wormwood/ Apsintus/Empedu, Ing.).”


2. Suka memakan benda keras.

Burung merpati memiliki kebiasaan memakan benda-benda keras seperti batu bata, pasir, pecahan kaca atau sejenisnya selain dari memakan biji-bijian dan jagung, menurut penelitian mereka memakan makanan keras tersebut adalah untuk membantu lambung pencernaan (empedal) menghancurkan makanan yang keras.
Artinya, orang yang dipenuhi Roh Kudus akan memilih makanan-makanan yang keras bukan hanya menyukai makanan empuk dan susu, di dalam Ibrani 5:14 dikatakan “Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.”
Jika Saudara dan saya mengaku telah dipenuhi oleh Roh kudus berarti kita akan menyukai makanan-makanan yang keras yaitu Firman Tuhan yang keras-keras, jangan seperti anak kecil rohani yang menyukai susu, yaitu Firman Tuhan yang hanya berbicara mengenai berkat, kasih, penghiburan dan pujian, namun begitu Firman Tuhan yang keras berbicara mengenai segala kejelekan kita, mengutak-atik dosa, persembahan, perpuluhan, ajakan dalam pelayanan, kutuk, neraka, akhir zaman dll, langsung kita menolak Firman tersebut, sehingga benar apa yang dikatakan firman Tuhan di dalam Ibrani 5:12 “Sebab sekalipun kamu,
ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.”


3. Setia

Burung apa yang dapat dipelihara tanpa harus dikurung di dalam sangkar atau diikat? Jawabannya pastilah merpati. Kita akan melihat pengalaman Nuh mengenai hal ini di dalam Kej 8:11 “menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi.”
Nuh melepaskan burung gagak dan merpati akan tetapi merpati kembali lagi sedangkan gagak tidak, apapun yang terjadi burung merpati tetap setia pada tuannya, ia akan tetap kembali ke kandangnya walaupun telah terbang jauh.
Artinya, salah satu sifat Allah kita adalah setia, begitupun Roh Kudus yang ada di dalam diri kita adalah setia (I Tes 5:24, II Tes 3:3, II Tim 2:13), lalu bagaimana kesetiaan kita terhadap Allah dan Firman-Nya? Bagaimana kesetiaan kita memegang janji-janji-Nya? Setia melakukan firman-Nya dll. Why 17:14 berkata “... Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.” dan juga Why 2:10 “...Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”
Raja Daud membalas kesetiaan Tuhan dengan takut akan Dia, Mzm 5:8 “Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah kearah bait- Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.”



4. Tulus.

Mat 10:16 “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.”
Artinya, di dalam kamus Strong ‘tulus’ berasal dari kata akeraios (Yun.) yang diterjemahkan sebagai harmless & simple dengan arti
a. Murni (seperti anggur atau logam yang murni
b. Didalam pikirannya tidak bercampur dengan kejahatan dan bebas dari tipu, kepalsuan dan bohong.
c. Tidak berdosa/kudu
d. Sederhana/apa adanya.



5. Melambangkan Kasih/cinta.

Raja Salomo pada waktu mengungkapkan cinta untuk kekasih hatinya didalam Kid 1:15 “-- Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau, bagaikan merpati matamu.” Artinya, bukankah hari-hari ini pesan Tuhan adalah untuk kita intim dengan Tuhan, merindukan Tuhan, berkasih-kasihan dan memiliki hubungan yang intim seperti mempelai wanita yang sedang menantikan mempelai pria-nya.



6. Bersuara lembut.

Kid 2:14 “Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!” Burung merpati bersuara tenang, merdu dan redup (Yes 38:14, Yes 59:11) ia bukan jenis binatang bersuara keras dan bersuara cerewet seperti halnya burung beo.
Artinya, setiap hari umat Tuhan harus menjaga setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dari perkataan/mulut dapat keluar berkat atau kutuk, pujian atau cercaan, perkataan bermanfaat atau kata-kata yang sia-sia dan gosip dll.
“... setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah..” (Yak 1:19) sebab setiap perkataan kita adalah berkuasa, jadi biarlah setiap suara dan perkataan Saudara dan saya adalah untuk memuji-muji Tuhan (Maz 71:8), untuk menghibur yang lemah (I Tes 5:14), memberitakan kabar baik (Luk 4:18), mengembalakan domba-domba-Nya (Ams 10:21), membawa damai (Mat 5:9), nasihat (Fil 2:1) dll.


7. Layak dipersembahkan.

Imamat 1:14 “Jikalau persembahannya kepada TUHAN merupakan korban bakaran dari burung, haruslah ia mempersembahkan korbannya itu dari burung tekukur atau dari anak burung merpati.” Hanya burung merpati (dove) dan tekukur (turtle-doves) dari segala jenis unggas yang ada layak dipersembahkan kepada Allah sebagai korban persembahan.
Akhirnya Jika kita memiliki semua sifat yang dimiliki oleh Roh Kudus yang dilambangkan seperti merpati (tidak menyimpan kepahitan, tulus, murni, setia dll.) maka Roh Kudus akan menguasai kehidupan kita sehingga saat kita mempersembahkan tubuh kita (Roma 12:1) itu akan menjadi persembahan yang berkenan kepada Allah.
Biarlah hari-hari ini kita berbeda dengan dunia yang penuh dengan kepahitan dengan hati penuh kasih yang mendamaikan dunia ini. Amin.



Source: blogbuletindoa.blogspot.com/2012/12/mengapa-roh-kudus-dilambangkan-dengan.html?m=1

Selasa, 29 Oktober 2013

"BUKAN SUPERMAN"




"Dan sekalipun aku membagi-
bagikan segala sesuatu yang
ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk
dibakar, tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, sedikitpun
tidak ada faedahnya bagiku."

1 Korintus 13:3


Banyak orang kadang kagum
akan kemampuan atau
ketrampilan yang dimiliki
seorang rekan kerja yang serba
bisa. Mengerjakan sistem,
managing produksi,
ketrampilan berbahasa asing
dan melobi, dikuasai dengan
sangat baik. Hampir tiap
pekerjaan yang ada di tempat
kerja dapat ia kerjakan.
Sepertinya ia tidak
membutuhkan orang lain. Hasil
pekerjaannya sering dibilang
orang almost perfect. Tapi
suatu ketika beban
pekerjaannya menumpuk, ia
kelelahan, rekan kerja juga
enggan membantu karena
biasanya ia lebih suka bekerja
sendiri. Akhirnya alur pekerjaan
terhambat di bagiannya, antri
untuk dikerjakan.

Ketrampilannya bagai
superman yang segala bisa kali
itu menciut dan tidak lagi
mengundang kagum.

Memiliki berbagai kemampuan
itu pasti berkat Tuhan, namun
IA memberikannya bukan
supaya kita menjadi seorang
superman, tapi untuk saling
bekerja sama. Bukan juga untuk
saling mengunggulkan diri atau
merendahkan orang lain, tapi
untuk menggunakannya dalam
kasih.

Seorang yang memiliki
keyakinan diri tidak akan takut
untuk mengajari orang lain
atau merasa tersaingi. Dengan
membangun rekan kerja yang
lain, kita sedang membagi diri
dan berbagi kasih bahkan
mengasah karakter kita. Selain
itu, kita akan memiliki bantuan
saat diperlukan dan pekerjaan
menjadi lebih ringan.

Jadikanlah kemampuan dan
ketrampilan kita sebagai sarana
untuk menjadi berkat bagi
orang lain.
Apakah kemampuan yang Anda
miliki dapat terealisasi, jika
hanya menyimpannya untuk
diri Anda sendiri?

"Kunci Pemulihan Rohani"




(2 Korintus 7:1)
Saudara-saudaraku yang
kekasih, karena kita sekarang
memiliki janji-janji itu, marilah
kita menyucikan diri kita dari
semua pencemaran jasmani dan
rohani, dan dengan demikian
menyempurnakan kekudusan
kita dalam takut akan Allah.


Ibarat sebuah perjalanan,
kehidupan rohani kita kadang-
kadang mengalami ‘kelelahan'
juga. Pada saat-saat seperti itu,
tidak jarang kita mengalami
stagnasi, atau bahkan
kemunduran rohani. Kita merasa
seolah-olah Tuhan jauh dan tidak
menolong. Pekerjaan yang kita
lakukan mendadak tak
terkendali. Doa-doa kita seperti
menghantam tembok. Tiba-tiba
saja saudara-saudara seiman
juga bersembunyi entah di
mana. Lalu kita jatuh ke dalam
dosa dan kerohanian kita
dicemari dosa itu.

Dalam Perjanjian Lama orang
mentahirkan diri dengan
perbuatan-perbuatan lahiriah.
Misalnya menghindari
bersentuhan dengan orang lain,
melaksanakan pantangan untuk
tidak makan makanan tertentu,
dan berbagai kegiatan ritual
lainnya.

Menurut nats yang kita baca di
atas, keterlibatan kita dalam
mengambil keputusan sangat
berperan dalam pemulihan
rohani kita. Selama ini kita sering
menyalahkan orang lain, bahkan
Tuhan, jika kita berada di dalam
keterpurukan rohani. Rekan-
rekan kerja kita sering menjadi
tumpuan kekesalan ketika
kekeringan rohani itu datang.

Seorang hamba Tuhan berkata
*bahwa kunci pemulihan dan
kebangunan rohani adalah
ketika kita masuk kamar,
mengunci pintu dan mulai
berdoa secara pribadi. *
Tanpa
bermaksud mengabaikan peran
orang lain, selama ini kita
mungkin selalu bergantung pada
orang lain agar ‘mengeluarkan'
kita dari krisis rohani. Tetapi
tanpa didasari oleh komitmen
dan keputusan pribadi, rasanya
mustahil jika pemulihan rohani
akan terjadi.

Tanpa komitmen dan keputusan
pribadi, maka mustahil
pemulihan rohani akan terjadi.

Jadi sekarang ,tentukanlah pilihan Anda. Pilihan Anda saat ini akan menyelamatkan seluruh kehidupan Anda, tergantung dari apa yang Anda pilih^_^'

salam Pemenang!

"Generasi ujung bumi"

"Piring Kayu Dan Gelas Dari bambu''




SEORANG lelaki tua yang baru
ditinggal mati isterinya tinggal
bersama anaknya, Arwan dan
menantu perempuannya, Rina,
serta cucunya, Viva yang baru
berusia enam tahun. Keadaan
lelaki tua itu sudah uzur, jari-
jemarinya senantiasa gemetar
dan pandangannya semakin
hari semakin buram.
Malam pertama pindah ke
rumah anaknya, mereka makan
malam bersama. Lelaki tua itu
merasa kurang nyaman
menikmati hidangan di meja
makan. Dia merasa amat
canggung menggunakan
sendok dan garpu. Selama ini
dia gemar bersila, tapi di rumah
anaknya dia tiada pilihan.
Cukup sukar dirasakannya,
sehingga seringkali makanan
tersebut tumpah.
Sebenarnya dia merasa malu
seperti itu di depan anak
menantu, tetapi dia gagal
menahannya. Oleh karena
kerap sekali dilirik menantu,
selera makannyapun hilang.
Dan tatkala dia memegang
gelas minuman, pegangannya
terlepas.
Praaaaaannnnngggggg!!
Bertaburanlah serpihan gelas di
lantai.

Pak tua menjadi serba salah. Dia
bangun, mencoba memungut
serpihan gelas itu, tapi Arwan
melarangnya. Rina cemberut,
mukanya masam. Viva merasa
kasihan melihat kakeknya, tapi
dia hanya dapat melihat untuk
kemudian meneruskan
makannya.

“Esok ayah tak
boleh makan bersama kita,”
Viva mendengar ibunya
berkata pada kakeknya, ketika
kakeknya beranjak masuk ke
dalam kamar. Arwan hanya
membisu. Sempat anak kecil itu
memandang tajam ke dalam
mata ayahnya.
Demi memenuhi tuntutan Rina,
Arwan membelikan sebuah
meja kecil yang rendah, lalu
diletakkan di sudut ruang
makan. Di situlah ayahnya
menikmati hidangan sendirian,
sedangkan anak menantunya
makan di meja makan.
Viva
juga dilarang apabila dia
merengek ingin makan
bersama kakeknya. Air mata
lelaki tua meleleh mengenang
nasibnya diperlakukan
demikian. Ketika itu dia
teringat kampung halaman
yang ditinggalkan. Dia
terkenang isterinya. Lalu
perlahan-lahan dia berbisik:
“Miah… buruk benar layanan
anak kita pada abang.”

Sejak itu, lelaki tua merasa tidak
betah tinggal di situ. Setiap hari
dia dihardik karena
menumpahkan sisa makanan.

Dia diperlakukan seperti budak.
Pernah dia terpikir untuk lari
dari situ, tetapi begitu dia
teringat cucunya, dia pun
menahan diri. Dia tidak mau
melukai hati cucunya. Biarlah
dia menahan diri dicaci dan
dihina anak menantu.

Suatu
malam, Viva terperanjat melihat
kakeknya makan menggunakan
piring kayu, begitu juga gelas
minuman yang dibuat dari
bambu. Dia mencoba
mengingat-ingat, di manakah
dia pernah melihat piring
seperti itu. “Oh! Ya…” bisiknya.
Viva teringat, semasa
berkunjung ke rumah sahabat
papanya dia melihat tuan
rumah itu memberi makan
kucing-kucing mereka
menggunakan piring yang
sama!

“Tak akan ada lagi yang pecah,
kalau tidak begitu, nanti habis
piring dan mangkuk ibu,” kata
Rina apabila anaknya bertanya.

Waktu terus berlalu. Walaupun
makanan berserakan setiap kali
waktu makan, tiada lagi piring
atau gelas yang pecah. Apabila
Viva memandang kakeknya
yang sedang menyuap
makanan, kedua-duanya hanya
berbalas senyum.

Seminggu kemudian, sewaktu
pulang bekerja, Arwan dan
Rina terperanjat melihat anak
mereka sedang bermain
dengan kepingan-kepingan
kayu. Viva seperti sedang
membuat sesuatu. Ada palu,
gergaji dan pisau di sisinya.
“Sedang membuat apa sayang?
Berbahaya main benda-benda
seperti ini,” kata Arwan
menegur manja anaknya. Dia
sedikit heran bagaimana
anaknya dapat mengeluarkan
peralatan itu, padahal ia
menyimpannya di dalam
gudang. “Mau bikin piring,
mangkuk dan gelas untuk Ayah
dan Ibu. Bila Viva besar nanti,
supaya tak susah mencarinya,
tak usah ke pasar beli piring
seperti untuk Kakek,” kata
Viva.
Begitu mendengar
jawaban anaknya, Arwan
terkejut. Perasaan Rina terusik.
Kelopak mata kedua-duanya
basah. Jawaban Viva menusuk
seluruh jantung, terasa seperti
diiiris pisau. Mereka tersentak,
selama ini mereka telah berbuat
salah !

Malam itu Arwan menuntun
tangan ayahnya ke meja
makan. Rina menyendokkan
nasi dan menuangkan
minuman ke dalam gelas. Nasi
yang tumpah tidak dihiraukan
lagi. Viva beberapa kali
memandang ibunya, kemudian
ayah dan terakhir wajah
kakeknya. Dia tidak bertanya,
cuma tersenyum saja, bahagia
dapat duduk bersebelahan lagi
dengan kakeknya di meja
makan. Lelaki tua itu juga tidak
tahu kenapa anak menantunya
tiba-tiba berubah.
“Esok Viva
mau buang piring kayu dan
gelas bambu itu” kata Viva
pada ayahnya setelah selesai
makan. Arwan hanya
mengangguk, tetapi dadanya
masih terasa sesak.


MORAL Cerita : Hargailah
kasih sayang kedua orang
tua kita. Bapak Ibu kita
hanya satu,setelah
meninggal tidak akan ada
pengganti. Jadi, berbaktilah
kepada mereka selagi
hidup !

''14 Hal Yang Membuat Hidup Saudara Tidak Biasa-Biasa''





1. Belajar tersenyum bila
masalah datang

2. Tetap berpenampilan menarik
meskipun dalam saat berpuasa

3. Tulus seperti merpati supaya
jangan menipu, cerdik seperti
ular supaya jangan ditipu
(berhikmat)

4. Boleh lupa dompet asal jangan
lupa doa

5. Punyailah iman yang dapat
melihat kesempatan dalam
kesulitan dan bukan melihat
kesulitan dalam kesempatan

6. Layanilah Tuhan dengan
karunia yang Tuhan berikan,
karena banyak yang mampu
(melayani) tetapi tidak mau dan
banyak yang mau tapi tidak
mampu .

7. Jadikan persembahan saudara
menjadi penyembahan dan
bukan penyesalan

8. Layanilah Tuhan dengan
sukacita dan bukan dengan
suka-suka gue!^_^

9. Pilihlah makanan saudara
sesuai dengan kebutuhan, bukan
keinginan

10. Jadilah Kristen yang kritis
tetapi jangan penuh kritik

11. Lebih baik engkau berdiam
dan dikira orang bodoh daripada
banyak bicara dan membuktikan
engkau bodoh (Ams. 17 : 28).

12. Jadikanlah Alkitab sebagai
"Obat Kuat" dan bukan "Obat
Tidur"

13. Lakukanlah yang benar,
bukan apa yang kamu rasa
benar

14. Terimalah orang lain apa
adanya, bukan "ada apanya"


jika kamu melakukan smua ini, ingatlah ! Kamu lebih kuat dari binaraga. . . .hahaha^_^'